Selamat Datang di Lembah Asmara

Selasa, 18 Januari 2011

Semestinya

~~~ SEMESTINYA ~~

Semestinya aku belum hadir
saat perjumpaan ini mengangkat makna
mencuri keheningan
menawarkan berbagi sepi  dengan penantian ku
aku akan jujur tentangnya
yang walau uraian kataku buraikan mimpi kita
hanya saja berjanji bukan sekedar mimpi
meski cinta angkuh menendangku jauh
sangat perih untuk masing-masing
Semestinya aku belum bersemayam
fahami jahitan robekan gaun sang bunga
Ya Rabb . . .
tarian angin dan nyanyian ingin hanya berisik berlinang rintik
kutitipkan kembali khayalan kita bersama basmallah
Semestinya aku ingin
meronta malu padaMu
menangis lebih lantang
karena yang semestinya sederhana
justru menyesakkan kalbu menapaki waktu yang kaku
karena yang semestinya kunang-kunang menyalami mimpiku
justru memenggal cerita di figura hatimu
Simpuhku terimakasih atas rindu yang menggebu
menyayangimu di ladang hati

Kamu

suaramu hilang suaramu kenang
suaramu ratapan tumbang
rinduku patah rinduku pasrah
rinduku menyerah kalah
nafasmu
bisu
tatapmu
beku
unjung lidahmu
kelu
aku
pilu
nyanyi ini sepi nyanyi ini sunyi
yanyi ini geliat nyeri
ingatmu sedih ingatmu perih
ingatmu tangis tanpa buih
lagumu
redam
sajakmu
kusam
cahayamu
padam
lukaku
dalam
suaramu nyanyianmu ingatmu baris namamu
berujung pada diam

~ sepi ~

~ sepi ~

menari aku di taman sunyi
sendiri..
kau belum lagi menepi
sibuk geluti penatnya hari
semburat warna tatapmu
melesat menyayat pekat
itu saja kawan sepiku
kuciumi, meski terus torehkan nyeri
selembar daun jatuh
aku ingat, sekelopak keteduhan
matamu..
dimana kamu?
apa tak rindu?
tak apa jika memang jemu
aku tetap ingin menunggu
telah sempurna gumpal setia
tak ada tetes air mata
bernafaslah saja
bagiku itu segalanya

~~~ Dirimu sangat Berarti bagiku ~~~

di taman ini sendiri saja
selain kosong lamunan
tak ada yang bisa aku sapa
gerimis larut berbagi cerita
dengan lembar dedaunan
dengan lugu bebatuan
kunang-kunang seperti juga sinar bintang
lelap belum lagi terjaga
pada basah tanah merah
ada jejak-jejal kisah
hikayat megah tentang hati
sebelum ia patah
ada rindu di sudut itu
dahulu..
ketika ramai tangisan
merupa liuk tarian
tak ada kesendirian
tak ada kesendirian
wangi itu tertinggal tebal
merayap kesepian
di sela pepohonan
itu aroma air mata
dahulu..
kita tak bosan menunggu hujan
“samarkan kesedihan..”ucapmu ketika itu
aku tak lupa…singguh,aku tak lupa
kesendirian kita
keheningan kita
keterasingan kita
ialah sempurna rupa dunia
jiwa kita tersisihkan
dengan fasih kita mengerti
dengan pasti kita tak peduli
aku tak lupa dengan itu…aku tak lupa
di taman ini sendiri saja
gerimis masih juga mengiris
aku mengerti pada akhirnya
air mata yang kamu punya
bagiku memang segalanya

Minggu, 02 Januari 2011

Tentangmu


Terjadilah apa yang sudah terjadi.
Diri mu ku rangkai di dalam kalbu
karena kau ternyata begitu berarti.
Tak terlintas sedikit pun aku sanggup berpaling darimu.
karena selalu tentang mu.
Rasa sunyi dan rasa rindu menyatu di dalam kebisuan hati ini.
Hatiku pun begitu adanya.
Bukan-bukan salahmu,bukan harus begini.
Biar ku bawa pergi.Ku bawa sampai mati.
Cukup-cukuplah sudah.Air mata jatuh berderai
Mungkin memang dan mungkin harus ku berlalu.
Sebelum ku berlalu ....
Ingin ku dengar lagi.
Apa yang pernah kau ucapkan dulu,yang membuat damai hati ini.

Menanti


 









 Entahlah ada apa denganku...
Yang ku rasa hanya rasa rindu untukmu...selalu!
Cinta akan menjelma menjadi warna yang elok menyaingi indahnya pelangi...
Cinta memang indah dan manja...
Ia adalah satu kata yang menawarkan keindahan dan kebahagiaan...
Kau telah menghiasi taman hati ...
Mengikis ego yang terpatri...
Taman hati menjadi seri...

Namun kini semua telah pergi...
Bersama menghilangnya dirimu...
Dari kehidupanku....
Namun kau ta kan pernah tergantikan oleh siapapun...
Hati , cinta dan rinduku akan tetap menjadi milikmu...
Di sini ku kan tetap menantimu...
Karena hanya kau yang ku cinta...


Something In The Soul

Apa yg kurasa masih terngiang
dlam setiap sentuhan sang pagi
pesona cantiknya
menari dalam anganku
meski asa ku kini hanya mimpi
mimpi dlam pekatnya kesunyian.,.,.,.

Obat rindu

Aku masih menanti sang matahari pagi menggeliat dan membuka kelopak matanya Aku masih menanti kabut tipis berlari bersama butiran embun di ujung ilalang Aku masih menanti pagi ini kau hujani aku dengan cahayamu Karena pagi ini ingin kurajut sebuah pelangi untukmu Dengan warna-warna teduh yang terpancar dari kelembutanmu Merah ..kuning …hijau …biru….ungu …putih …. Yang ku rajut seperti selendang bidadari Untuk kau kenakan saat keteguhanku merengkuhmu.. Lihatlah pada birunya langit Pelangi itu terbentang indah hingga ke batas cakrawala Dan bias rona merahnya menyapu wajah tulusmu Hingga dalam binar matamu tergambar beningnya sebuah hati Mungkin aku akan tetap disini menanti malam menyuguhkan mimpi Dan melihat betapa cantiknya dirimu dengan selendang bidadari itu .. Walaupun aku takut sulaman mimpi itu selalu pergi Walaupun aku tak mampu memupuskan ragu ini Biarlah aku menunggumu …

-
pacar yang hilang kembali datang di ujud baru engkaulah itu! menitis sinta pada mata drupadi pada pipi lalu dayang sumbi pada cantikmu abadi purbasari putri bungsu pada rimbun rambutmu mengapa tak dengar sampai hingar kuseru tanpa suara mengapa tak hirau sampai parau kusapa tanpa kata lewatmu kelewat terburu sejenak tak singgah di serambi hati untuk bersetuju dan bikin janji
-

Sekalipun tak kumiliki engkau tetap milikku Selalu saja beterbangan di kamar masing-masing, sekelompok binatang purba bernama rindu, mendengung-dengung taringnya runcing menyengat bukan kulit tapi nadi, membengkak hari ke hari (mengapa mengusik sarangnya?) Ingin lupa ujud kamarmu yang hafal kamarku saja: buku-buku map-map tumpukan pekerjaan yang terbengkalai Tamasya tamasya kita bunuhlah sebisanya racun paling dahsyat paling nikmat bagi santapan kenangan

-
Ada wangimu tertinggal pada jari-jariku. Melekat dalam mata waktu mencoba terpejam Lalu begitu saja teringat saat-saat. Di pelataran rumah yang sama. Kursi masih mungkin berganti letak. Seperti hati? Tak tahu pasti. Kau juga Iseng kubaca bintangmu dalam astrologi. Lalu juga bintangku Majalah itu tentunya menipu kita tapi engkau tersenyum. aku juga Harapan itu meluncur tiba-tiba Sekelompok laba-laba membentangkan jaring. Bulan terperangkap Ada wangimu tertinggal pada jari-jariku. Ada wangimu melekat di mana-mana. Jangan hapuskan! Malaikat pun tak kan mampu mencucinya.